Beruntung dari dukungan beberapa warga yang mengetahui derita Rosani dan dukungan pemerintah daerah dan Baznas, Ratih
Berhasil mengumpulkan tiket ke Jakarta membeli Baznas dan oleh pemerintah daerah dan uang tunai Rp 2 juta. Setelah 20 hari berada
Dirawat di Rumah Sakit AL Tarakan, Rosani pindah ke Jakarta. Saat ini, Rosani sudah merasakan sakit punggung dan kaki kanannya
Sering panas dan kembung. Namun, sang ibu berpikir itu karena Rosani kelelahan dengan berbagai aktivitas yang diikuti.
Berada dalam keluarga dan orang tua tunggal Rosani perlu pergi dari orang tua untuk bergabung dengan saudaranya untuk kuliah. Dari mengandalkan
Pada gaji suami dan kue sebagai penjaga keamanan, tentu saja, hidup, daun Ratih harus berjuang mengumpulkan uang untuk kepentingan
Perlakuan saudaranya ke Jakarta. Meski BPJS membiayai sejumlah terapi ini, biaya transportasi Tarakan - biayanya
Tinggal di dana yang tidak sederhana, membuat siswa aktif dalam kegiatan perguruan tinggi dan juga Jakarta yang harus ditempuh
Bagian untuk menciptakan uang Ratih akhirnya menarik Rosani kembali ke Tarakan dengan memanfaatkan BPJS, untuk dibawa ke rumah sakit. Dari hasilnya
Dari pemeriksaan tersebut, dokter mencatat bahwa Rosani bertahan dari kanker tulang stadium 4. Keterbatasan gigi membuat terapi Rosani seharusnya
Tampil di Jakarta. Rosani tinggal bersama ibunya sampai dia kuliah. Rosane adalah seorang pelajar yang aktif. Dari memiliki oasis
Administrator dan kegiatan pramuka yang ekstrakurikuler, paket bra untuk kegiatan olah raga di perguruan tinggi berikut. Saat diobati
Di Rumah Sakit Angkatan Laut, penyakit Rosani semakin memburuk. Rosani merasakan sakit dan rasa sakit karena kehangatan dan masing-masing tulang di paha kanannya.
"Dukungan tiket dari pemerintah daerah dan Baznas dan pembayar pajak. Uang adalah apa yang sudah biasa berangkat ke Jakarta," kata Ratih. Sepanjang
Dengan menyisihkan penjualan kue, Ratih menghasilkan banyak upaya penggalangan dana dengan melihat berbagai pemerintahan dan swasta
Agensi sehingga bisa membantu harga terapi saudaranya. Jari-jari jemari masih cekatan yang serakah pada selembar es krim
Tongkat disusun di tanah. Satu per satu tongkat es krim akan dirakit oleh Rossini (17) menjadi berbagai macam kerajinan tangan
Seperti vas bunga, kotak tisu, hiasan dinding, dan barang kerajinan lainnya. "Dia kebalikan dari efek kemoterapi seperti mual, muntah,
Mual, dan "kata kakak pertama Ratih Purwasih yang merawat Rossini. Kerajinan tangan tersebut rencananya akan dipasarkan secara online untuk
Tumbuh setiap setengah jam, biaya biaya pengobatan yang harus dilakukan. "Saya sering membuat kerajinan tangan di sekolah.
Setelah itu ingin dijual di internet untuk meningkatkan biaya kemoterapi, "katanya, Kamis (16/06/2017). Dengan adiknya Ratih
Purwasih, Rosani tinggal di sekolah di Kota Tarakan. Sementara suaminya untuk satpam, tidak cukup untuk mempertahankan kepentingan mereka sendiri
Tinggal saudara yang menjual kue itu, apalagi Ratih termasuk dua anak kecil. Rosani terpaksa pindah ke Tolitoli
Kombinasikan ibunya, Cora, untuk tetap SMA. Sesekali tangan seorang siswa SMA yang telah diajak kuliah
Memijat-mukul pikirannya karena beberapa batang es krim yang dimasukkannya ke tempat yang salah. Sebanyak 7 kemoterapi itu harus
Hiduplah bersama dengan membuat kepalanya botak, dan beban tubuh juga sudah jatuh sampai 20 kilogram. "Orang tua tidak bisa mengelolanya
Pakar desa sendiri, bereskan, "Ratih menjelaskan. Sampai kelas dua SMA dalam sesi tersebut, truk kecil Rosani
Mobil pulang dari perguruan tinggi Sejak itu rasa sakit di bagian belakang dan rasa sakit di pahanya semakin meningkat. Tidak mampu membawa
Seorang dokter untuk dilihat oleh Rosani. Apalagi, BPJS di Rosani tidak bisa digunakan di Tolitoli. Bahkan perawatan dukun pun tidak berhasil
Penderitaan mereda, saat-saat dimana rasa sakit di tulangnya serta panas terasa di paha kanan Rossini menjadi semakin banyak.
intens. Keinginannya bisa mengalahkan kanker kelenjar getah bening di tangan kanannya, kanker tulang, dan tumor ovarium kiri ganas yang menggerogoti.
Upaya pengobatan di kota Tarakan tidak semudah yang dibayangkan. Rosani ditolak dirawat di Rumah Sakit Kota Tarakan
Sama sekali tidak ada alasan yang jelas. Beruntung, Rosani akan diakomodasi oleh Rumah Sakit TNI AL Tarakan. Tapi jiwa untuk menyembuhkannya kembali
Ke sekolah membuat efek kemo seperti sakit perut, dan pusing, mual bisa dilalui Rosani. Sekarang berat badannya sudah mencapai 30
Lbs Mulai dari truk